1. Seni Tradisional Bangklung
Kecamatan : Cisurupan
2. Seni Tradisional Dodombaan
Kecamatan : Bayongbong
3. Seni Tradisional Surak Ibra
4. Seni Tradisional Lais
Kecamatan : Cibatu
5. Seni Tradisional Badeng
Kecamatan : Malangbong
Seni Tradisional Debus
Kecamatan: Pameumpeuk
Seni Tradisional Gesrek
Kecamatan : Pamulihan
Kecamatan : Cisurupan
Kesenian Bangklung merupakan perpaduan
dua buah kesenian tradisional, yakni Kesenian Terebang dan Kesenian
Angklung Badud. Biasanya kesenian ini dipentaskan pada : Khitanan Anak,
Panenan Padi, Syukuran, dan Hiburan lainnya. Adapun alat kesenian
Bangklung yang digunakan terdiri dari beberapa waditra-waditra
(alat-alat﴿, yakni : Lima buah Terebang, Sembilan buah Angklung, Lima
buah Terebang, Sembilan buah Angklung, Tiga pasang Batok Kelapa dan Dua
buah Keprak terbuat dari Bambu.
Jumlah pemain Bangklung seluruhnya 27
orang, yang masing-masing membawa alat : Terebang, Angklung, Beluk
(Vokal﴿, Terompet, Keprak dan seorang Bodor. Kesenian Bangklung
merupakan hasil prakarsa Bapak Rukasah selaku Kepala Seksi Bidang
Kesenian Depdikbud Kabupaten Garut, telah menetapkan perpaduan jenis
kesenian Terebang dan Angklung pada tanggal 12 Desember 1968 di Desa
Cisero Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut.
2. Seni Tradisional Dodombaan
Kecamatan : Bayongbong
Atraksi seni yang menggunakan tetabuhan
seperangkat kendang pencak silat dengan beberapa orang pendukungnya.
Satu atau dua orang melakukan ibing pencak silat, juga terdapat delapan
orang yang mengusung dua buah patung domba dari kayu yang bisa
ditunggangi anak-anak dan dewasa. Kesenian ini lahir di Desa Panembong
Kec. Bayongbong dan dipimpin oleh Bapak SAJIDIN.
3. Seni Tradisional Surak Ibra
Seni tradisional Surak Ibra dikenal juga
dengan nama lain Boboyongan Eson. yang berdiri Sejak Tahun 1910 di
Kampung Sindang Sari, Desa Cinunuk, Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut.
Kesenian Tersebut Hasil Ciptaan Raden Djajadiwangsa Putra Dari Raden
Wangsa Muhammad (Dikenal Dengan Nama Lain Raden Papak).
Kesenian ini merupakan suatu sindiran
(simbol﴿ atau semboyan tidak setuju terhadap Pemerintahan Belanda pada
waktu itu yang bertindak sewenang-wenang kepada masyarakat jajahan.
Khususnya di daerah Desa Cinunuk dan umumnya daerah Kabupaten
Garut. Kesenian ini memiliki tujuan untuk memupuk motivasi masyarakat
agar mempunyai pemerintahan sendiri hasil gotong royong bersama untuk
mencapai tujuan cita-cita bangsa Indonesia. Selain itu juga untuk
memupuk rasa persatuan dan kesatuan antara pemerintah dan masyarakatnya,
demi menunjang keadilan dan kebijaksanaan pemerintah secara mandiri
dengan penuh semangat bersama.
4. Seni Tradisional Lais
Kecamatan : Cibatu
Kesenian Lais Diambil Dari Nama
Seseorang Yang Sangat Terampil Dalam Memanjat Pohon Kelapa Yang Bernama
?Laisan? Yang Sehari-Hari Di Panggil Pak Lais. Lais ini Sudah Dikenal
Sejak Aman Penjajahan Belanda. Tempatnya di Kampung Nangka Pait,
Kecamatan Sukawening. Atraksi yng ditontonkan mula-mula pelais memanjat
bambu lalu pindah ke tambang sambil menari-nari dan berputar di udara
tanpa menggunakan sabuk pengaman, sambil diiringi tetabuhan seperti
dog-dog, gendang, kempul dan terompet.
5. Seni Tradisional Badeng
Kecamatan : Malangbong
Kesenian tradisional Badeng diciptakan
pada tahun 1800 yaitu di jaman Para Wali, kesenian ini mula-mulanya
diciptakan oleh seorang tokoh penyebar agama Islam bernama Arfaen
Nursaen yang berasal dari daerah Banten yang kemudian terus menetap di
Kampung Sanding Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut, beliau dikenal
masyarakat disana dengan sebutan Lurah Acok. Sampai sekarang kesenian
ini masih ada dan dipergunakan sebagai alat hiburan, untuk menyambut
tamu-tamu besar, perayaan, Mauludan, khitanan, hajat dan lain
sebagainya, hanya saja para pemainnya sudah tua-tua rata-rata berumur 90
tahunan.
Kecamatan: Pameumpeuk
Debus adalah salah satu jenis kesenian
tradisional rakyat jawa Barat yang terdapat didaerah pamempeuk Kabupaten
Garut ini tercipta kira ?kira di abad ke 13 oleh seorang tokoh penyebar
agama islam, pada waktu itu di daerah tersebut masih asing dan belum
mengenal akan ajaran Islam secara meluas.
Seni Tradisional Gesrek
Kecamatan : Pamulihan
Seni Gesrek disebut juga Seni Bubuang
Pati (mempertaruhkan nyawa). Bila dikaji dengan teliti, seni Gesrek
dapat dikatakan juga bersifat religius. Dengan ilmu-ilmu, mantra-mantra
yang berasal dari ayat Al Qur’an. Pelaku seni ini bisa tahan pukulan,
tidak mempan senjata tajam atau tidak mempan dibakar. Demi
keutuhan/mengasah ilmu yang dimiliki pemain Gesrek perlu mengadakan
pemulihan keutuhan ilmu dengan jalan ngabungbang (kegiatan ketuhanan
yang dilaksanakan tiap malam tanggal 14 Maulud) yaitu mengadakan mandi
suci tujuh muara yang menghadap sebelah timur sambil mandi dibacakan
mantra-mantra sampai selesai atas bantuan teman atau guru apabila masih
ada.(**)
0 comments:
Posting Komentar